Makna dan Penafsiran Kisah Para Rasul 11:14

Kisah Para Rasul 11:14 adalah bagian penting dari narasi yang menggambarkan panggilan dan visi yang diterima oleh Petrus, memperlihatkan bagaimana Allah memperluas rencana keselamatan-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Dalam konteks ini, firman Tuhan kepada Petrus menjadi penghubung antara bangsa Israel dan bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Analisis Teologis

Verse ini dianggap sebagai salah satu pengumuman penting dalam awal perkembangan gereja Kristen yang menunjukkan bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi juga untuk orang Non-Yahudi. Komentari dari Matthew Henry menekankan pentingnya menerima orang yang berbeda sebagai bagian dari rencana keselamatan Tuhan.

• Penerimaan dari Allah: Petrus dipanggil untuk menerima dan memberitakan injil kepada Kornelius, seorang bukan Yahudi, menunjukkan bahwa rencana keselamatan Allah bersifat universal.
• Visi dan wahyu: Dalam konteks ini, visi yang diterima Petrus berfungsi untuk menghapus batasan-batasan tradisional yang ditetapkan oleh hukum Yahudi.
• Pemberitaan: Pesan yang disampaikan dalam Kisah Para Rasul 11:14 menekankan pentingnya bekerja sama dalam menyebarkan Injil di antara semua bangsa.

Hubungan dengan Alkitab Lain

Penting untuk memahami hubungan antara Kisah Para Rasul 11:14 dengan ayat-ayat lain yang mempertegas tema ini. Beberapa referensi silang yang relevan meliputi:

• Kisah Para Rasul 10:1-48: Cerita mengenai Kornelius yang menegaskan panggilan untuk menjangkau bangsa-bangsa lain.
• Galatia 3:28: "Tidak ada lagi Yahudi atau Yunani, tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, tidak ada lagi laki-laki atau perempuan; karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
• Efesus 2:14: “Karena Dia lah perdamaian kita, yang menjadikan keduanya satu dan merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan.”
• Matius 28:19: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..." menunjukkan misi global gereja.
• Yesaya 49:6: “Aku menjadikan engkau sebagai terang bagi bangsa-bangsa, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.”
• Roma 15:9: “Dan supaya bangsa-bangsa memuji Allah karena rahmat-Nya.”
• Yohanes 10:16: “Dan ada lagi domba-domba lain yang bukan dari kandang ini; domba-domba ini pun harus Ku layani...”
• 1 Yohanes 2:2: “Ia adalah pendamaian untuk dosa-dosa kita, dan bukan untuk dosa-dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa-dosa seluruh dunia.”
• Kisah Para Rasul 15:7-9: Merundingkan bagaimana bangsa-bangsa non-Yahudi harus diterima dalam iman Kristian.
• Kolose 3:11: "Dalam hal ini tidak ada lagi Yunani dan Yahudi, tidak ada lagi yang bersunat atau yang tidak bersunat, tidak ada lagi orang yang barbar atau Skit, tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah segala-galanya dan di dalam segala-galanya."

Penjelasan Kontekstual

Kisah ini terjadi pada waktu di mana gereja mula-mula mengalami perkembangan pesat, bersamaan dengan banyak tantangan. Albert Barnes menekankan pentingnya misi kepada orang bukan Yahudi, dan bagaimana hal ini menyangkut rencana keselamatan Allah di seluruh dunia.

Menurut Adam Clarke, pemilihan Petrus untuk menjadi agen dalam memberitakan Injil kepada Kornelius adalah contoh dari kasih dan pengertian Allah kepada mereka yang dianggap terasing dari perjanjian sebelumnya. Ini adalah tantangan bagi orang-orang percaya untuk mengatasi prasangka yang ada.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Makna dari Kisah Para Rasul 11:14 tidak hanya berlaku untuk zaman dahulu, tetapi juga memberikan pengajaran yang relevan untuk konteks masa kini:

• Penerimaan: Mengingat bahwa Injil terbuka untuk semua orang, gereja harus menerapkan prinsip penerimaan kepada mereka yang berbeda latar belakang.
• Perlunya misi: Setiap orang percaya memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan berita baik, tidak terbatas pada orang-orang yang dianggap layak menurut standar manusia.
• Kesatuan dalam keragaman: Menghargai perbedaan sambil tetap bersatu dalam iman kepada Kristus adalah ajaran penting yang diperolehnya dari ayat ini.

Kesimpulan

Kisah Para Rasul 11:14 mengajak kita untuk memahami bahwa kasih karunia Allah tidak terbatas pada satu kelompok, tetapi diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Dengan memperhatikan contoh yang diberikan melalui kehidupan Petrus dan Kornelius, kita dipanggil untuk mengulurkan tangan kita kepada orang-orang di sekitar kita, terlepas dari perbedaan yang mungkin ada.

Mempelajari makna ayat Alkitab ini dan penafsirannya dapat memperdalam pemahaman Alkitab kita serta menjadi panduan dalam menerapkan prinsip-prinsipnya dalam hidup sehari-hari.