Pengertian dari Ayat Alkitab: Keluaran 21:3
Dalam Keluaran 21:3, terdapat hukum yang jelas terkait dengan perbudakan dan status seorang hamba.
Ayat ini menyatakan, "Jika ia datang sendirian, maka ia akan pergi sendirian; tetapi jika ia memiliki istri, maka istri dan anak-anaknya akan pergi bersamanya."
Pengertian dari ayat ini dapat ditelusuri melalui beberapa komentar dari para ahli Alkitab
seperti Matthew Henry, Albert Barnes, dan Adam Clarke. Berikut adalah analisis gabungan dari komentar ini.
Pemahaman Umum
Keluaran 21:3 menggambarkan situasi di mana seorang hamba diperbolehkan untuk mendapatkan kebebasan setelah periode tertentu,
biasanya enam tahun. Jika ia tiba sebagai orang yang tidak menikah, maka ia meninggalkan rumah tanpa
tanggung jawab atas istri dan anak-anak. Namun, jika ia datang dengan istri, keluarganya akan menjadi bagian dari kebebasannya.
Ini mencerminkan prinsip keadilan dan perlindungan dalam hukum Allah.
Makna Dalam Konteks
- Keberadaan Keluarga: Hukum ini mengakui dan menghormati institusi keluarga.
Seorang hamba tidak hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya.
- Perlindungan bagi Hamba: Aturan ini memberikan perlindungan bagi hamba dan istri serta anak-anaknya,
di mana mereka tidak dapat dipisahkan tanpa keinginan dan persetujuan.
- Hubungan Antara Hukum dan Kasih: Pembebasan hamba menggambarkan kasih Allah yang menginginkan
kebebasan bagi semua umat-Nya, serta menekankan tanggung jawab yang datang dengan kebebasan tersebut.
Analisis dari Para Komentator
Menurut Matthew Henry, hukum ini menunjukkan bahwa dalam pengaturan sosial, ada perhatian terhadap masyarakat yang lebih lemah,
dalam hal ini hamba dan keluarganya. Dia menekankan bahwa kebebasan datang dengan tanggung jawab bagi hamba untuk
memastikan keberlangsungan hidup istri dan anak-anaknya.
Albert Barnes mencatat bahwa ayat ini menunjukkan struktur sosial di mana hamba-hamba tidak diperlakukan
hanya sebagai properti, tetapi sebagai individu dengan hak dan tanggung jawab. Ini mencerminkan keadilan yang ada dalam
hukum Allah dan perhatian-Nya terhadap relasi keluarga.
Adam Clarke menyoroti konteks sejarah di mana perbudakan dipandang dari sisi ekonomi dan sosial.
Dia menyatakan bahwa Hukum Perjanjian Lama ini mengatur hubungan ini dengan cara yang manusiawi dan penuh kasih,
memberikan setiap individu hak untuk merasa aman dan terikat dalam keluarga.
Referensi Silang
Keluaran 21:3 dapat dihubungkan dengan beberapa ayat Alkitab lain yang memperkuat pemahaman tentang perbudakan,
keluarga, dan kebebasan. Berikut adalah beberapa referensi silang:
- Keluaran 21:2: Menyebutkan peraturan dasar tentang hamba yang dijual.
- Ulangan 15:12-15: Mengatur pembebasan hamba pada tahun sabat.
- Galatia 4:7: Menyatakan bahwa kita adalah anak-anak dan bukan lagi hamba.
- Kolose 3:22-24: Membahas hubungan antara majikan dan hamba dalam konteks kasih Kristus.
- 1 Timotius 1:10: Menyebutkan pelanggar hukum, termasuk mereka yang memperlakukan orang lain sebagai hamba.
- Lukas 4:18-19: Yesus menyatakan misi-Nya untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.
- Efesus 6:5-9: Mengajarkan tentang hubungan hamba dan tuan dengan prinsip kasih.
Kesimpulan
Ayat Keluaran 21:3 bukan hanya sebuah hukum, tetapi sebuah pengingat akan pentingnya keluarga,
keamanan, dan tanggung jawab dalam masyarakat. Dengan mempelajari dan merenungkan ayat ini,
kita mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana hukum Allah mengarahkan hubungan
manusia berdasarkan kasih dan keadilan.
Ini juga memperkuat pengertian kita tentang hubungan antar-anggota keluarga dalam konteks Alkitab
dan bagaimana kita harus menghargai martabat setiap individu yang dibuat dalam gambar Allah.